Aktivitas Gunung Bromo Belum Stabil
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Hendra Gunawan mengatakan aktivitas Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut tersebut masih belum stabil.
Secara umum aktivitas Gunung Bromo belum stabil dan statusnya masih tetap siaga dengan radius aman diluar 2,5 kilometer dari kawah aktif," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu malam.
Menurutnya, kegempaan Gunung Bromo dicirikan oleh gempa tremor yang energi tremornya sejak 26 Sep 2016 atau sejak statusnya menjadi siaga cenderung naik perlahan, namun berfluktuasi hingga saat ini.
Aktivitas Gunung Bromo pada 9 Oktober 2016 pukul 12.00-18.00 WIB tercatat secara visual terlihat cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 14-16 derajat celcius, Gunung Bromo kabut, kemudian terpantau juga turun gerimis dan hujan (10,5 milimeter).
"Secara visual, asap kawah Gunung Bromo juga tidak dapat teramati karena tertutup kabut dan secara seismik tercatat tremor Gunung Bromo terus menerus dengan amplitudo maksimum 0,5-10 milimeter, namun dominan ampitudonya 1 milimeter," jelas Hendra.
"Dari pos pengamatan gunung api (PPGA) Bromo di Desa Ngadisari juga terdengar suara gemuruh lemah, sesekali teramati sinar api samar-samar dari kawah. Secara seismik terekam gempa tremor dengan amplitudo maksimum 0,5 - 7 milimeter dan dominan 1 milimeter," ujarnya.
PVMBG menaikkan status Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, & Lumajang dari Waspada (Level II) menjdi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 26 September 2016 pukul 06.00 WIB.