Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal / Never Say Goodbye
Lagi-lagi dia datang tanpa menyapa. Hanya Berlalu begitu saja seperti angin pada malam hari. Terasa begitu dingin. Dia berjalan berlawan arah denganku. Aku hanya menunduk, namun mataku melirik matanya yang terlihat kosong. Dalam beberapa detik, ia membuat jantungku berdebar. Ketika ia berlalu, perasaan itu pun hilang diiringi langkahnya yang terlihat cepat.
Otak dipenuhi pertanyaan akan dia. Hati bedetak hanya kepada nya. Apa aku suka dia?
Pagi terlihat cerah, daun-daun berserakkan di bawah bangku taman yang biasa kududuki untuk menantinya. Aku tak kenal siapa dia, yang jelas dia lewat sini setiap pagi. Hanya Untuk berpapasan dengannya, aku rela menunggu dengan waktu yang cukup lama.
Hari ini ternyata berbeda, sudah hampir jam masuk sekolah dia belum datang dan aku harus pergi ke sekolah. Dengan wajah bingung tengok kanan kiri, aku berjalan menuju sekolah.
“Ini beda. Kenapa dia tidak lewat sini?”.
Setiap Hari aku menunggunya dan mulai hari itu aku tak pernah melihat lagi wajahnya yang dingin namun memesona hati.
“Kenapa kamu pergi?”
Langkah kecil memulai pagi untuk membentuk suatu perjalanan yang panjang.
Tepat 3 tahun lalu aku tak pernah melihatnya lagi.
Pria yang membuat ku mencinta. Masih aku mengingatnya, namun sedikit rabun akan wajahnya.
“Akankah kita bertemu disuatu tempat?”
Lulus SMA membuatku tertarik akan dunia tulis menulis. Prinsipnya sederhana, berimajinasi, menulis, upload, dilihat orang dan bermanfaat bagi yang melihatnya. Mungkin gajinya tak besar, tapi aku menyukainya.
Aku mempunyai web berdomain ‘SiapaKamu.com’. Sambil mencari tahu siapa dia, pria yang 3 tahun menghilang.
Pagi itu aku mengabadikan moment kecil di sebuah taman. Seorang lelaki yang sedang asik bermain handphone dan diseberang bangkunya ada seorang wanita yang bermain handphone juga. Mereka terlihat sedang memiliki masalah. Lalu kenapa mereka tidak mencoba untuk berkenalan, lalu Jalan bersama dan memiliki hubungan yang spesial. Kenapa tidak?
Aku memotret seorang pria yang sedang duduk berdua dengan pasangannya. Mereka menggunakan baju-couple berwarna kuning kecoklatan bertuliskan ‘Aku CYANK DIA’ dengan tanda panah kanan dan kiri. Mungkin mereka pikir itu hal yang romantis. Namun menurutku itu adalah hal yang menjijikan.
Disela foto mereka, aku melihat seorang yang pernah ada dalam ingatanku, begitu rabun namun sekarang begitu jelas. Dia cintaku yang 3 tahun menghilang itu. Kucoba untuk men-zoom hasil foto dan mencoba untuk melihatnya secara langsung. Dan benar saja ternyata itu dia.
Jantung mulai berdebar seakan tak percaya dia ada sini. Perlahan langkah kecilku mulai menghampirinya.
Mata seakan ingin mengeluarkan air mata, kaki sudah gemetar tak sanggup menahan rindu. Rambutnya masih terlihat tebal, bibirnya yang merah muda belah tengah masih terlihat sama seperti 3 tahun yang lalu. Aku berlari mendekatinya. Belum sampai mendekat, seorang wanita berambut keriting datang menghampiri dia dan memeluknya .
Perasanku campur aduk. Cemburupun aku tak punya hak dan cintapun dia tak mengenalku .
Aku membalikkan badan, mencoba menahan air yang akan jatuh dari mata yang kecil ini .
“Apa yang salah denganku? Mengharapkan cinta pada seseorang yang benar-benar merasa asing jika bertemu denganku”
Ingatan wajah 3 tahun yang telah rabun, kini kembali menjadi jelas. Aku melihatnya, namun benar saja perasaan ku tak sampai padanya.
Hatiku terlalu berlebihan akan cinta, selalu terbayang tentangnya. Namun tak pernah berpikir bahwa dia tak akan membayangkan tentang diriku. Kenal saja tidak.
Baru saja aku melangkahkan kaki, tepat di depanku ada seorang pria yang berdiri sambil menyodorkan sapu tangan. Wajah yang begitu hangat, senyum manis membuat aku lupa akan cinta 3 tahun yang tak pernah terbalas.
Yang rabun kini menjadi jelas, namun akankah kau melihatku.