tips B A B saat mendaki
Masalah yang hampir selalu dihadapi oleh para pendaki ketika mendaki gunung adalah soal buang air besar atau buang air kecil. Hal ini bisa saja dihindari jika kita mendaki gunung yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh atau lama (setidaknya Anda bisa menahannya, kan?).
Namun bagaimana bila Anda harus melakukan pendakian dengan total 2 hari atau lebih? Tidak mungkin menahan buang air besar terus menerus kan? Di beberapa lokasi pendakian, pos-pos terakhirnya menyediakan WC umum yang bisa Anda gunakan. Namun nyatanya, masih banyak lokasi pendakian lain di Indonesia yang tidak menyediakan tempat untuk buang air besar. Tak masalah untuk buang air di tengah-tengah pendakian Anda.
Yang jadi masalah adalah ketika Anda tidak tahu kemana harus membuang hajat Anda atau tidak jeli memilih tempatnya. Bukan apa-apa, hanya saja puncak gunung bukanlah toilet umum raksasa, yang bisa dengan seenaknya kita gunakan untuk membuang hajat. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika terpaksa buang hajat di gunung. Sedia Tisu Basah Barang yang wajib Anda bawa saat mendaki adalah tisu basah atau kering.
Selain berfungsi untuk membersihkan barang bawaan yang mungkin terkena debu, tisu ini fungsinya untuk membersihkan Anda usai buang air besar. Tisu basah atau tisu kering digunakan sebagai pengganti air.
Jika Anda tidak membawa tisu basah, Anda bisa meneteskan air pada tisu kering agar menjadi lembab. Perlu Anda perhatikan, bahwa tisu yang sudah Anda gunakan untuk membersihkan kotoran HARUS Anda bawa kembali dan kumpulkan bersama sampah Anda lainnya.
Yang marak terjadi belakangan adalah pendaki yang lalai membuang tisu di semak-semak pegunungan, alih-alih menganggap tisu adalah bahan yang mudah terurai.
Padahal jika banyak pendaki yang tidak tau malu seperti ini, akan mencemari lingkungan gunung. Membuat Lubang Galian Kotoran Anda tentu tidak dikeluarkan dan dbiarkan begitu saja di permukaan tanah. Sebelum buang air besar, Anda harus membuat lubang galian terlebih dahulu, sebagai tempat kotoran Anda. Pernah melihat kucing menggali tanah untuk membuang kotoran? Ya, begitulah kira-kira yang juga harus Anda lakukan.
Namun jangan membayangkan Anda harus menggalinya dengan menggunakan kuku tangan Anda layaknya kucing. Sediakan alat ulut menggali lubang kurang lebih 10 cm dengan lebar yang bisa Anda sesuaikan. Setelah Anda selesai membuang hajat di lubang tersebut, tutuplah lubang itu dengan tanah galian sebelumnya. Pastikan agar kotoran Anda tertutup dengan baik dan tidak tercecer.
Jeli Memilih Tempat Buang Air Besar Anda harus jeli saat memilih tempat untuk buang air besar. Perhatikan lokasi sekitar, apakah curam dan berbahaya, atau dekat dengan jalur pendakian. Jika dekat dengan jalur pendakian, otomatis Anda akan terganggu dengan banyaknya pendaki yang melintas atau pendaki lain lah yang akan terganggu dengan bau kotoran di dekat jalur pendakian.
Misal gunung tersebut memiliki tempat keramat atau memliki sumber mata air, sebaiknya jangan buang kotoran Anda di dekat lokasi-lokasi tersebut, sudah paham kan alasannya kenapa? Pilihlah semak-semak yang jarang dilewati pendaki, atau di tempat-tempat yang aman dari jangkauan pandangan orang lain. Menggunakan Matras Untuk Menutupi Jika hanya dengan tertutupi oleh semak maupun batuan besar, masih dirasa kurang menjaga saat-saat privat Anda, Anda dapat memanfaatkan matras sebagai pelindung tambahan area privat Anda dari pandangan pendaki lain, angin, maupun serangga. Bagaimana, sudah ada gambaran bagaimana harus buang air besar di tengah-tengah pendakian?