seorang pendaki hilang di pasar bubrah gunung merapi
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, kejadian berawal saat tiga pendaki naik ke kawasan Gunung Merapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu melalui jalur Selo, Kabupaten Boyolali.
"Dari laporan Basarnas Solo yang kami terima A1, survivor kemudian turun dari puncak Merapi sekira pukul 13.15 WIB bersama dua orang temannya yang lain bernama Eko Prasetyo dan Abdul Halim," ungkap Humas Basarnas Jateng M Affandi saat dikonfirmasi, Rabu (3/5).
Saat di kawasan Pasar Bubrah di sekitar lereng Merapi, tiba-tiba kabut tebal turun. Hal ini membuat jarak pandang terbatas.
Saat itulah ketiganya terpisah dan terakhir kontak dengan korban Khodar Ramadhan. Padahal, saat naik ke kawasan Merapi, korban hanya membawa bekal air mineral sebanyak 1,5 liter.
"Terakhir kontak sekitar pukul 13.20 WIB antara puncak sampai Pasar Bubrah. Kondisi waktu itu kabut tebal dan jarak pandang sekitar lima meter saja," terang Affandi.
Affandi menyatakan jika kedua rekan korban sudah berusaha keras untuk mencari keberadaan korban namun tidak berhasil.
"Kedua rekan korban sudah mencoba melakukan pencarian sampai pukul 16.30 WIB, tetapi tidak ada tanda keberadaan korban," ujar Affandi.
Ciri Khodar Ramadhan mempunyai tinggi 165 sentimeter, berat 50 kilogram. Kemudian saat mendaki, terakhir memakai kaos warna biru dengan tulisan bagian depan kaos "CAMPALA" dan topi warna merah muda.
"Berbekal ciri-ciri korban itulah, akhirnya sekira pukul 18.00 WIB, empat personel SRU Perintis (Barameru) melakukan droping alat dan melakukan upaya pencarian dan penyisiran korban Kodhar Ramadhan di sekitaran Kawasan Pasar Bubrah," pungkasnya.
Sampai malam ini proses pencarian korban masih dilakukan. [cob]
sumber : merdekadotcom